Dari
SD,SMP torres selalu mengeluh mengapa dia selalu masuk dalam sebuah kelas.
Dimana kelas tersebut dihuni oleh orang – orang hebat yang terus saja
menghambatnya untuk menuju keatas (3 Besar). Mereka terlalu impossible untuk
dikalahkan. Mungkin bila di pikir ibarat Barcelona, Real Madrid, Manchester
United, Chelsea, Milan, Juventus vs AS Roma berada dalam satu liga. Dan posisi
torres diibaratkan AS Roma yang terbilang medioker. Bisa dibayangkan batapa
sulitnya menembus jalur juara. 9 tahun torres berada dibawah bayang bayang
orang – orang seperti mereka sangat – sangat membuat torres frustasi. Lalu keinginan
torres untuk tidak lagi sekelas dengan orang – orang luar biasa terjadi waktu
SMA. Disini persaingannya biasa – biasa saja (dia malah berfikir dia salah
masuk sekolah), seharusnya dia bisa diatas. Tapi dia kehilangan sesuatu yang
sangat berharga dalam hidupnya diwaktu SMA. beliau tiang pondasi dalam hidup
torres. Beliau orang paling penting dalam hidupnya. Kehilangan beliau membuat
seorang torres tidak bisa seimbang lagi. Jadilah dalam 3 tahun SMA torres
menjadi pesakitan. Bahkan lebih sepertinya sedikit buruk dari pada sebuah “club
medioker”.
Hingga sampai dia masuk dalam
sebuah universitas yang tidak terlalu tenar. Bahkan pertamanya dia juga
terpaksa untuk berada disini tapi disini torres kembali berdiri seimbang. Tidak
disangka kelas torres saat ini dihuni oleh orang – orang yang HAMPIR ama
kemampuannya pada saat dia SD dan SMP dan pula atmosfernya pun sama . Luar
biasa ini yang dia butuhkan ternyata: sebuah persaingan. Sebenarnya dia belum
siap tapi langsung masuk dalam kelas seperti ini. Tapi semua sudah bukan
masalah . saat ini dia sudah paham apa masalahnya. Dan dia berusaha
memperbaikinya. Sebuah kekonsistenan yang sangatlah sulit untuk dipertahankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar