Penting
tidak sih sebuah janji itu? Kok akhir-akhir ini saya merasa tidak penting sama
sekali yang namanya sebuah janji !! Saya merasa tidak pentingnya sebuah janji
itu setelah saya liat dan saya rasakan sendiri.. Banyak orang di Negara kita
ini yang sering mengucap janji “IKRAR” tetapi itu hanyalah sebuah janji, Janji
Palsu.. Ya, mungkin tidak semua orang juga mempunyai sifat janji palsu, tetapi.
Yang sering saya liat itu memang seperti itu adanya.. Contoh-nya ya mungkin
SAYA Sendiri !!! kenapa? Iya, karma saya sendiri sering banget
mengucap kata JANJI !!!! Apa arti sebuah janji bagi Anda? Apakah sebuah
janji memiliki nilai sakral? Atau janji hanya sekedar janji? Ini dia
permasalahan kita semua mengenai janji. Mengapa kali ini kita membahas mengenai
janji? Apa pentingnya sebuah janji? Janji adalah sebuah kata yang
amat suci. Menurut pepatah bijak kuno, janji adalah “hutang” dan oleh karena
janji adalah hutang, maka janji tersebut haruslah dilunaskan atau dilaksanakan.
Janji Menurut Pengertiannya
Janji menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah perkataan
yang menyatakan kesediaan
dan kesanggupan untuk berbuat. Di dalam arti tersebut terdapat dua kata kunci yang menjadi dasar pemikiran dari kata kunci, yakni menyatakan kesediaan dan kesanggupan. Janji berarti kesediaan, kesediaan untuk melaksanakan apa yang sudah kita janjikan. Kesediaan untuk mengenyampingkan keinginan pribadi dari apa yang sudah dijanjikan. Kesediaan untuk lebih mementingkan dari apa yang sudah dijanjikan.Janji juga berarti sanggup, sanggup untuk meninggalkan apa yang bukan dijanjikan. Janji itu sanggup, sanggup untuk melaksanakannya meski apa pun halangan yang menghadang. Sanggup untuk menghilangkan faktor internal untuk menggagalkan janji tersebut. Itulah pemahaman saya terhadap kata janji. Namun, pertanyaannya ialah mengapa kerap kali terjadi peristiwa pembatalan janji? Mari kita coba melacak apa kiranya terjadi hal-hal seperti itu.
Faktor-faktor yang menyebabkan batalnya sebuah Janjidan kesanggupan untuk berbuat. Di dalam arti tersebut terdapat dua kata kunci yang menjadi dasar pemikiran dari kata kunci, yakni menyatakan kesediaan dan kesanggupan. Janji berarti kesediaan, kesediaan untuk melaksanakan apa yang sudah kita janjikan. Kesediaan untuk mengenyampingkan keinginan pribadi dari apa yang sudah dijanjikan. Kesediaan untuk lebih mementingkan dari apa yang sudah dijanjikan.Janji juga berarti sanggup, sanggup untuk meninggalkan apa yang bukan dijanjikan. Janji itu sanggup, sanggup untuk melaksanakannya meski apa pun halangan yang menghadang. Sanggup untuk menghilangkan faktor internal untuk menggagalkan janji tersebut. Itulah pemahaman saya terhadap kata janji. Namun, pertanyaannya ialah mengapa kerap kali terjadi peristiwa pembatalan janji? Mari kita coba melacak apa kiranya terjadi hal-hal seperti itu.
Jika sebuah janji terbatalkan kira-kira apa yang
membuatnya menjadi demikian? Saya mencoba melihat terjadinya hal tersebut
melalui dua faktor, yakni internal dan eksternal. Faktor internal ialah faktor
yang timbul dari dalam diri seseorang. Sedangkan eksternal ialah faktor yang
memberikan dampak secara khusus dari luar. Entah itu faktor waktu, tempat atau
pun hal-hal yang bersifat accidental.
Faktor Internal
Mengapa seseorang bisa membatalkan sebuah janji
secara mendadak? Manusia menurut saya berdasarkan pengalaman ialah memiliki dua
titik pusat yang menjadi denyut jantung. Titik pusat itu ialah pikiran dan
perasaan. Berdasarkan pengalaman, pikiran manusia ternyata lebih mengarah
kepada egoisme diri. Seorang pribadi memampukan diri untuk membatalkan sebuah
janji dikarenakan sudah menjadikan egoisme sebagai Tuhan atas dirinya. Egoisme
itu adalah kepentingan-kepentingan pribadi. Misalnya, kenikmatan pribadi dan
keuntungan pribadi. Jika ini sudah menyerang pikiran manusia dan perasaan, maka
ada kecenderungan untuk seseorang melupakan janji yang sudah diucapkan.
Misalnya, seorang pria membatalkan janji pertemuan dengan kekasihnya oleh
karena ada pertandingan bola.
Faktor Eksternal
Seseorang mampu membatalkan janji bisa juga
disebabkan oleh faktor dari luar diri manusia. Hal itu bisa terjadi dikarenakan
waktu, tempat dan accidental. Waktu, mungkin saja waktu menjadi penghambat
dikarenakan kurang tepat saat penentuan janji dan lain sebagainya. Demikianlah
pengertian dan faktor-faktor yang mungkin membuat sebuah janji terbatalkan.
Maksud dari
apa yang saya tulis ini.. Berhati-hatilah mengucap janji dibibir, lebih baik
janji di dalam hati dan pada diri sendiri saja !!! Saya yakin, dengan kita
JANJI di dalam hati, berarti apa yang kita janjikan itu benar-benar tulus dan
mungkin juga kita bisa nepatin, di banding dengan kita mengucap janji dibibir
langsung di depan orang yang bakal kita janjiin, karena itu hanya akan membuat orang
itu sakit hati kalau nanti kita tidak bisa nepatinnya, dan mungkin hanya akan
membuat seseorang yang kita JANJIKAN menunggu dengan penuh harapan,.. Saya
menulis seperti ini bukan berarti saya sudah bisa seperti itu, tetapi ini hanya
sebuah motivasi buat diri saya sendiri dan renungan dengan apa yang telah saya
perbuat selama ini..:)
perkataan yang menyatakan kesediaan
BalasHapusdan kesanggupan untuk berbuat, nice :)
hehehe bener juga pendapat lu fis :))
BalasHapus^^ itu kan udah lo tulis
BalasHapusapa iya. kapan ya w lupa hehe
BalasHapus*tepuk jidat*
BalasHapushahaha orang beneran lupa kok :p
BalasHapus